BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemahiran
berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai
dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa Inggris.Berbicara merupakan
sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan
menggunakan bahasa sebagai medianya.
Kegiatan
berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni
antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian
latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh :1) kemampuan
mendengarkan, 2) kemampuan mengucapkan, dan 3) penguasaan (relatif) kosa kata
dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud atau
fikirannya.
Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa latihan berbicara ini merupakan kelanjutan dari latihan
menyimak yang didalam kegiatannya juga terdapat latihan mengucapkan.Target yang
hendak dicapai dalam hal ini adalah kemampuan dan kelancaran berbahasa lisan
atau berbicara lisan (berkomunikasi) langsung sebagai fungsi utama bahasa,
khususnya bahasa Inggris.
Di era globalisasi yang maju ini,
pentingnya berbahasa Inggris itu sangat diperlukan.Oleh karena itu, pendidikan bahasa
Inggris wajib diberikan kepada Departemen pendidikan sejak SD sampai dengan
Perguruan Tinggi yang ada di seluruh Indonesia.Namun, sering sekali kesalahan
dalam metode pembelajaran membuat siswa atau mahasiswa beranggapan bahwa bahasa
Inggris itu sulit.
Umumnya, siswa dalam penguasaan bahasa Inggris menghadapi
banyak masalah. Guru tampak mendominasi berbicara terlalu banyak dalam proses
pembelajaran. Dan pada akhirnya, siswa menjadi pasif, duduk diam, dan
mendengarkan daripada berbicara. Tampaknya sulit untuk memiliki kesempatan untuk menjadi aktif dalam proses
pembelajaran. Jadi, berbicara adalah penting. Kebanyakan siswa sering putus asa
untuk berbicara bahasa Inggris karena mereka ragu-ragu untuk berbicara dan mereka
takut membuat kesalahan.
Alasan tersebut membuat mereka enggan untuk mencoba
mengatakan dalam kata- kata bahasa Inggris dalam komunikasi mereka, bahkan
mereka berada di kelas berbicara. Kemudian siswa sering khawatir tentang
pengucapan yang benar. Menurut siswa yang berbicara dengan kata-kata yang
dipilih tepat, pengucapan yang benar, dan tata bahasa ketika mereka berbicara.
Jadi, berbicara adalah sangat penting karena ketika mereka berbicara dengan
seseorang, pengucapan dan tata bahasa mereka benar.
Dengan demikian,
makalah ini akan membahas mengenai speaking
activity yang efektif dilakukan oleh anak khususnya anak usia Sekolah
Dasar, disertai juga dengan contoh penerapan pembelajaran speaking untuk anak SD.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud speaking skill/ speaking
activity?
2. Apa tujuan dan manfaat speaking activity?
3. Bagaimaman aspek penilaian dalam speaking
activity?
4. Bagaimana
contoh penerapan pembelajaran speaking
activity untuk anak SD?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya
adalah untuk:
1.
Mengetahui pengertian speaking
activity.
2.
Mengetahui tujuan dan manfaat speaking activity.
3.
Mengetahui aspek penilaian dalam speaking activity.
4.
Menerapkan contoh pembelajaran speaking activity untuk anak SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Speaking Activity
Speaking Activity dapat diartikan sebagai kegiatan berbicara,
dimana kegiatan berbicara yang dimaksud adalah berbicara dengan bahasa Inggris.
Jika dilihat dari asal katanya, kata “speaking” berasal dari kata speak yaitu
“speak is to express opinions; to say; to converse”. Jadi speak disini
adalah cara mengeluarkan atau mengekspresikan pendapat, perkataan yang kita
ingin utarakan. Itulah pengertianspeaking secara sederhana dan asal
kata dari speaking.
Tetapi dalam arti luas speaking memiliki cangkupan yang cukup
besar dalam kehidupan kita. Setiap harinya banyak orang di
dunia ini yang mengeluarkan pendapatnya sehingga kita dapat menyimak, menyimpulkan
dan juga mengambil sikap dari apa yang mereka utarakan.
Ketika individu berbicara, maka akan menghasilkan
suatu vokal yang terdiri dari suara-suara. Terdapat beberapa sistem utama
ketika individu berbicara dan menghasilkan suara, yaitu vokal, larynk, subglottal
system, dimana terdiri dari paru-paru dan gabungan beberapa otot untuk
pernapasan dan pelepasan udara dan tenggorokan. Subglottal system terdiri
dari udara yang dibutuhkan untuk berbicara dimana dihasilkan ketika pernapasan
keluar.
Dan dari sini pula dapat diambil pengertian bahwa kemampuan
berbicara adalah kemampuan individu untuk menghasilkan suara, dimana untuk
menghasilkan suara ini dibutuhkan beberapa sistem utama yang terdiri dari
vokal, larynk, paru-paru gabungan beberapa otot untukpernapasandan
pelepasan udara dan tenggorokan.
Melalui aktivitas speaking atau berbicara kita
bisa melakukan interaksi dengan masyarakat dunia luas.Dalam speaking kita
seolah-olah melakukan penerjemahan dalam melakukannya yang secara tidak
langsung membuat otak kita bekerja dua kali.
Hal ini dapat digambarkan seperti ketika anak diberikan pertanyaan
lalu anda mempersiapkannya terlebih dahulu dalam tahap persiapannya dalam bentuk bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Lalu memindahkannya atau mentranslatenya kedalam bahasa
Inggris yang tentu dalam pola yang benar, dengan demikian otak kita akan
bekerja dua kali. Tetapi berbeda bila kita langsung memikirkan kalimat dalam
bahasa Inggris. Mungkin anak akan mengalami kesulitan dalam hal ini,
karena dalam halspeaking atau berbicara anak harus terampil dalam
menggunakan kosakata dan tata cara menggunakannya. Kesulitan speaking biasanya
disebabkan karena:
1.
Sulit mengungkapkan ide
secara lisan (speaking).
2.
Terbatasnya kosakata (vocabulary).
3.
Terbatasnya kemampuan tata bahasa
(grammar). Sehingga sulit berbicara
dengan aturan yang benar.
4.
Terbatasnya melafalkan
kata-kata (pronounciation). Sehingga
sulit mengungkapkan kata yang diucapkannya dengan benar.
5.
Kurangnya keberanian untuk
berbicara karena takut salah.
Selain
itu, ada faktor yang dapat dijadikan dalam aspek kebahasaan, yaitu:
1. Ketepatan
ucapan (pelafalan).
2. Penekanan
atau penempatan nada dan durasi yang sesuai.
3. Pemilihankata (diksi).
4. Ketepatan
sasaran pembicaraan.
Namun, jika melihat dari unsur kebiasaan, setelah diamati
ternyata banyak orang yang bisa atau lancar dalam berbahasa Inggris yang
dikarenakan sudah terbiasa.Dan semakin memperkuat anggapan dari para ahli bahwa
“practice make it perfect” atau bisa karena terbiasa.
Bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi, biasanya mereka ingin
hasil cepat dan bahkan setelah pelajaran pertama, siswa memiliki
rasa ingin menunjukkan pada
temannya atau anggota keluarga mereka bahwa mereka dapat berbicara bahasa
Inggris.Sehingga mereka perlu diberi kesempatan untuk berbicara bahasa Inggris
secepat dan sebanyak mungkin.
B.
Tujuan dan Manfaat Speaking Skill atau Speaking Activity
Pembelajaran
speaking yang diterapkan di sekolah
tentu memiliki tujuan. Dan di dalam pembelajarannya bisa dimulai dengan
membantu siswa memahami mengapa mereka belajar bahasa Inggris? Adapun tujuan
dan manfaat dari speaking activity ini
ialah sebagai berikut:
1.
Tujuan Kegiatan Speaking Activity
Tujuan berbicara secara
umum yaitu untuk memberitahu, menghibur, melapor, membujuk, dan menyakinkan
seseorang. Dan secara umum tujuan latihan berbicara dalam bahasa Inggris
ialah agar siswa dapat berkomunikasi lisan secara sederhana dalam bahasa Inggris.Tujuan
pembelajaran speaking tidak boleh
terlepas dari pada tujuan
pembelajaran bahasa Inggris.
Adapun tujuan pembelajaran bahasa Inggris agar peserta didik
memiliki kemampuan, ialah sebagai berikut:
a.
Mengembangkan kompetensi
berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan untuk mencapai tingkat literasi informational. Sehingga siswa mampu
memberikan penilaian tentang sesuatu baik itu sebuah karya, seni, produk, buku,
atau yang lainnya.
b.
Memiliki kesadaran tentang hakikat
dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam
masyarakat global.
c.
Mengembangkan pemahaman
peserta didik tentang ketertarikan antara bahasa dengan budaya.
d.
Merujuk pada tujuan
pembelajaran tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa semua kegiatan
pembelajaran bahasa Inggris ini agar peserta didik mempunyai kompetensi
komunikasi aktif baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kemampuan tersebut,
diharapkan output mempunyai daya saing dan ikut berperan aktif dalam pencaturan
dunia yang pada akhirnya akan terbangun pemahaman budaya global karena kita
adalah bagian dari masyarakat.
2.
Manfaat Speaking Activity
Manfaat melaui adanya speaking activities adalah
adanya kepercayaan diri. Bagaimana kepercayaan diri dari seorang siswa ditumbuhkan. Karena dalamspeaking, siswa harus
memiliki banyak latihan agar bahasa Inggris kita baik. Dan dalam speaking,
siswa memiliki kesempatan untuk berbicara didepan orang banyak dengan berbahasa Inggris.
Meskipun demikian, manfaat dari speaking tidak
hanya sebatas itu. Selain berdampak kepada kepercayaan diri seseorang,speaking sendiri dalam konteks bahasa Inggris
merupakan satu dari faktor terpenting dalam pengembangan skill-skill bahasa Inggris lainnya.
Dalam speaking bisa semua berujung pada speaking dan juga berdasar dari speaking. Misalnya ketika belajarwriting atau
menguasai berbagai jenis tenses
sehingga ketika anda berbicara, grammar
anda maupun pemilihan kosakata anda tidak salah.
Lalu dalam listeningketika mengikuti kegiatan menyimak
atau sekedar mendengar bahasa Inggris, maka setidaknya pendengar dapat
mengucapkannya kembali. Dan dalam reading, yaitu membaca teks
bacaan tertentu, maka akan menjadi speaking juga. Demikian mengapa speaking
bisa menjadi daya tarik.
C.
Aspek
penilaian dalam Speaking Skill atau Speaking Activity
Aspek- aspek yang dinilai
dalam kegiatan berbicara, sebagaimana disarankan oleh para ahli adalah sebagai
berikut:
1.
Aspek kebahasaan:
pengucapan, penempatan tekanan, nada dan irama, pilihan kata, susunan kalimat
dan variasi.
2.
Aspek non kebahasaan:
kelancaran, penguasaan topik, keterampilan, keberanian, kelincahan, ketertiban,
dan kerjasama.
Skala
penilaian ini dapat digunakan untuk penilaian individual maupun kelompok.
D.
Contoh
Penerapan Pembelajaran Speaking Activity untuk anak SD
Kegiatan
speaking di dalam kelas ternyata
mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya
secara timbal balik yang terlebih dahulu didasari oleh kemampuan mendengarkan,
mengucapkan dan penguasaan kosa kata. Dalam hal ini, guru dapat meminta siswa
untuk memikirkan kata-kata yang mereka tahu, seperti humburger, tennis, football, manggo, hotel dan lain-lain. Adapun
dalam penerapannya, adalah sebagai berikut:
1.
Strategi
Pelaksanaan Speaking Activity
Berbicara atau speaking adalah bagian yang penting dari
proses belajar bahasa. Guru yang efektif akan membangun proses belajar melalui
berbagai strategi pembelajaran, seperti:
a.
Using
Minimal Responses
Guru
perlu mengetahui bahwa diantara siswa kita yang sedang belajar ada siswa yang
malu berbicara, kurang percaya diri untuk berpartisipasi dan ada yang sering
memposisikan diri sebagai pendengar saja. Untuk itu, salah satu jalan untuk
memotivasi mereka adalah untuk ambil bagian, dengan begitu memungkinkan mereka
untuk membuat stok minimal response
yang dapat digunakan dalam pembicaraan.
Minimal response dapat
diprediksi dan sering digunakan, seperti pernyataan mengerti (agreement, doubt, dan lainnya). Sehingga
memungkinkan siswa sedikit demi sedikit ambil bagian dalam pembicaraan.
b.
Recognizing
Scripts
Pada
beberapa jenis komunikasi interaksinya, ada yang dapat diprediksi, seperti greetings, apologies, compliment, dan invitations. Begitu juga percakapan transaksional, semacam mencari informasi
dan melakukan pembelian. Dalam scripts hubungan
diantara dua orang atau lebih aktivitas, pembicaraannya sering dapat
diantisipasi dengan mudah. Dan guru dapat membantu siswa dengan memberikan
bekal pengetahuan bahwa scripts mempunyai
peran yang sangat penting dalam memprediksi apa yang ia akan dengar dan apa
yang ia akan berikan sebagai respon terhadap pembicaraan.
c.
Using
language to talk about language
Kesalahpahaman
(misunderstanding) dalam pembicaraan
yang memerlukan klarifikasi dapat terjadi pada setiap pembicaraan, apapun
tingkat kemampuan bahasa dari seseorang yang diajak bicara. Dalam hal ini, guru
bisa memantau siswa dengan menyiapkan strategi dan phrase yang digunakan untuk memperluas keilmuan tentang bahasa
Inggrisnya. Yaitu dengan mendorong siswa untuk menggunakan frase-frase
klarifikasi dalam kelas ketika ada misunderstanding.
Dan ini juga harus ditunjang oleh terciptanya situasi yang otentik dalam
kegiatan belajar mengajar. Sehingga akan terbentuklah kepercayaan diri untuk
berbahasa Inggris dan kehidupan di luar kelas dalam kehidupan sehari- harinya.
2.
Tahapan
Awal Latihan Speaking Activity
Pada tahap permulaan
latihan berbicara dapat dikatakan serupa dengan latihan menyimak melalui tahap
mendengarkan dan menirukan. Program pengajaran mengacu pada kosa kata konsep
dasar, seperti number, warna, dan
sebagainya, serta peran guru sangat penting. Perhatian juga dapat difokuskan
pada bagaimana kata- kata ini diucapkan dibandingkan dengan bahasa mereka
sendiri.
a.
Latihan
Asosiasi dan Identifikasi
Latihan
ini dimaksudkan untuk melatih spontanitas siswa dan kecepatannya dalam
mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna ujaran yang didengarnya. Bentuk
latihannya antara lain:
1)
Guru menyebut satu kata,
siswa menyebut kata yang sama dengan kata tersebut. Contoh:
Guru Siswa
Red Red
2)
Guru menyebut satu kata,
siswa menyebut kata lain yang ada hubungannya dengan kata tersebut. Contoh:
Guru Siswa
Head Hair
3)
Guru menyebut kata benda (noun), siswa menyebut kata sifat yang
sesuai. Contoh:
Guru Siswa
Student Dilligent
4)
Guru menyebut satu kata
kerja (verb), siswa menyebut pelaku (subyek) yang sesuai. Contoh:
Guru Siswa
Study Student
5)
Guru menyebut satu subyek, siswa ke-1 menyebut kata kerja (verb) yang cocok, siswa ke-2 melengkapi
dengan sebuah frasa, dan siswa ke-3 mengucapkan kalimat dengan menyusun kata
yang telah ada. Contoh:
Guru Siswa 1 Siswa 2
The
Teacher Goes to School
Siswa
3:The
Teacher Goes To School
b.
Latihan
Percakapan
Banyak
teknik dan model latihan percakapan yang telah dikembangkan oleh para pengajar
bahasa. Fokus pada pengajarannya, pada pada pengenalan ucapan sederhana,
misalnya introduce self. Diantara
model latihan percakapan itu ialah sebagai berikut: Tanya Jawab, Menghafalkan
Model Dialog, Percakapan Terpimpin, dan Percakapan Bebas.
3.
Contoh
Aktivitas Pembelajaran Speaking Activity
a.
Aktivitas
Pra Komunikatif
Aktivitas
pra komunikatif menyajikan beberapa hal sebagai berikut:
1)
Hafalan dialog, menghafalkan
kalimat dalam sebuah dialog dan mendramatisasikannya.
2)
Dialog melalui gambar,
yaitu Guru membawa gambar-gambar dan menunjukan satu persatu sambil menanyakan.
Misalnya: What is this? This is a rabbit.
3)
Dialog terpimpin, yaitu
guru memberi latihan berbentuk tanya jawab. Misalnya: Are you going to .... this afternoon?, kemudian siswa menjawab,
yakni No, I am sleeping this afternoon.
4)
Dramatis tindakan,
misalnya: what are you doing? I am
sleeping.
5)
Teknik tanya jawab, yaitu
hendaknya guru terlebih dahulu menentukan materi dasar pelajaran yang meliputi
struktur dan kosa kata.
6)
Menjelaskan kalimat,
paragraf atau cerita pendek, misalnya guru bercerita. “My sister likes going to .....” lalu siswa melanjutkan dengan
jawaban yang sesuai.
b.
Aktivitas
Komunikatif
Aktivitas
komunikatif menyajikan beberapa hal, diantaranya:
1)
Percakapan Kelompok
Tekniknya,
guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Para siswa bergantian untuk
mengatakan sesuatu lalu disambung oleh teman sekelompoknya sehingga menjadi
satu cerita yang utuh.
2)
Bermain Peran (Role Play)
Pada
aktivitas ini guru memberikan tugas peran tertentu yang harus di lakukan oleh
siswa. Peran yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa
siswa dengan diberikan kartu peran. Tujuannya untuk:
a)
Praktik kelancaran speaking.
b)
Memperpanjang penggunaan
bahasa.
c)
Mengembangkan keterampilan interaksi
sosial.
3)
Praktik Ungkapan Sosial
Ungkapan
sosial maksudnya adalah perilaku-perilaku sosial saat berkomunikasi yang
diungkapkan secara lisannya memberi hormat, pujian, ucapan selamat, rutinitas, asking permission, dan lain- lain.
4)
Memory
Games
Permainan
ini membutuhkan anak untuk mengulangi suatu struktur kalimat atau kata
tertentu, seperti “saya pergi ke pasar dan membeli....” dan siswa menjawab dengan jawaban yang sesuai. Tujuannya:
a)
Untuk mengembangkan
keterampilan memori.
b)
Melatih pronounciation.
c)
Memberikan latihan pola
yang tersembunyi.
d)
Meningkatkan konsentrasi
keterampilan mendengarkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa:
Kata speaking berasal dari kata speak yaitu
“speak is to express opinions; to say; to converse”. Jadi speak disini
adalah cara mengeluarkan atau mengekspresikan pendapat, perkataan yang kita
ingin utarakan. Itulah pengertianspeaking secara sederhana dan asal
kata dari speaking.
Tujuan berbicara secara
umum yaitu untuk memberitahu, menghibur, melapor, membujuk, dan menyakinkan
seseorang. Dan secara umum tujuan latihan berbicara dalam bahasa Inggris
ialah agar siswa dapat berkomunikasi lisan secara sederhana dalam bahasa Inggris.Tujuan
pembelajaran speaking tidak boleh
terlepas dari pada tujuan
pembelajaran bahasa Inggris.Manfaat dari speaking tidak hanya
sebatas untuk menumbuhkan kepercayaan diri seseorang. Selain daripada
itu,,speaking sendiri dalam konteks bahasa Inggris merupakan satu dari
faktor terpenting dalam pengembangan skill-skill
bahasa Inggris lainnya.
Aspek-aspek yang dinilai
dalam kegiatan berbicara, sebagaimana disarankan oleh para ahli ialah: Aspek
kebahasaan: pengucapan, penempatan tekanan, nada dan irama, pilihan kata,
susunan kalimat dan variasi. Aspek non kebahasaan: kelancaran, penguasaan
topik, keterampilan, keberanian, kelincahan, ketertiban, dan kerjasama.
Contoh
penerapan pembelajaran speaking activity
untuk anak SD dapat dilaksanakan dengan berbagai macam strategi kemudian di
dukung oleh tahapan latihan speaking
activity kemudian disertai dengan contoh penerapan pembelajarannya.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan
di atas, maka dapat disarankan sebaiknya:
Kegiatan
speaking dilakukan secara rutin di
dalam proses pembelajaran agar setiap siswa dapat termotivasi untuk lebih
percaya diri dalam memahami dan mempelajari bahasa Inggris khususnya dalam
kegiatan speaking. Apabila terdapat
kesulitan- kesulitan yang dihadapi oleh siswa maka hendaknya seorang guru mampu
untuk mengarahkandan mengubah kesulitan tersebut agar menjadi kemudahan bagi
anak-anak, sehingga terciptalah kegiatan
speaking yang efektif di dalam kelas.
No comments:
Post a Comment