Saturday, 5 July 2014

Pengertian Speaking ( Bahasa Inggris Untuk SD )

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa Inggris.Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.
Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh :1) kemampuan mendengarkan, 2) kemampuan mengucapkan, dan 3) penguasaan (relatif) kosa kata dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud atau fikirannya.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa latihan berbicara ini merupakan kelanjutan dari latihan menyimak yang didalam kegiatannya juga terdapat latihan mengucapkan.Target yang hendak dicapai dalam hal ini adalah kemampuan dan kelancaran berbahasa lisan atau berbicara lisan (berkomunikasi) langsung sebagai fungsi utama bahasa, khususnya bahasa Inggris.
Di era globalisasi yang maju ini, pentingnya berbahasa Inggris itu sangat diperlukan.Oleh karena itu, pendidikan bahasa Inggris wajib diberikan kepada Departemen pendidikan sejak SD sampai dengan Perguruan Tinggi yang ada di seluruh Indonesia.Namun, sering sekali kesalahan dalam metode pembelajaran membuat siswa atau mahasiswa beranggapan bahwa bahasa Inggris itu sulit.
Umumnya, siswa dalam penguasaan bahasa Inggris menghadapi banyak masalah. Guru tampak mendominasi berbicara terlalu banyak dalam proses pembelajaran. Dan pada akhirnya, siswa menjadi pasif, duduk diam, dan mendengarkan daripada berbicara. Tampaknya sulit untuk memiliki kesempatan  untuk menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Jadi, berbicara adalah penting. Kebanyakan siswa sering putus asa untuk berbicara bahasa Inggris karena mereka ragu-ragu untuk berbicara dan mereka takut membuat kesalahan.
Alasan tersebut membuat mereka enggan untuk mencoba mengatakan dalam kata- kata bahasa Inggris dalam komunikasi mereka, bahkan mereka berada di kelas berbicara. Kemudian siswa sering khawatir tentang pengucapan yang benar. Menurut siswa yang berbicara dengan kata-kata yang dipilih tepat, pengucapan yang benar, dan tata bahasa ketika mereka berbicara. Jadi, berbicara adalah sangat penting karena ketika mereka berbicara dengan seseorang, pengucapan dan tata bahasa mereka benar.
Dengan demikian, makalah ini akan membahas mengenai speaking activity yang efektif dilakukan oleh anak khususnya anak usia Sekolah Dasar, disertai juga dengan contoh penerapan pembelajaran speaking untuk anak SD.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud speaking skill/ speaking activity?
2.      Apa tujuan dan manfaat speaking activity?
3.      Bagaimaman aspek penilaian dalam speaking activity?
4.      Bagaimana contoh penerapan pembelajaran speaking activity untuk anak SD?
C.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah untuk:
1.         Mengetahui pengertian speaking activity.
2.         Mengetahui tujuan dan manfaat speaking activity.
3.         Mengetahui aspek penilaian dalam speaking activity.
4.         Menerapkan contoh pembelajaran speaking activity untuk anak SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Speaking Activity
Speaking Activity dapat diartikan sebagai kegiatan berbicara, dimana kegiatan berbicara yang dimaksud adalah berbicara dengan bahasa Inggris. Jika dilihat dari asal katanya, kata “speaking” berasal dari kata speak yaitu “speak is to express opinions; to say; to converse”. Jadi speak disini adalah cara mengeluarkan atau mengekspresikan pendapat, perkataan yang kita ingin utarakan. Itulah pengertianspeaking secara sederhana dan asal kata dari speaking.
Tetapi dalam arti luas speaking memiliki cangkupan yang cukup besar dalam kehidupan kita. Setiap harinya banyak orang di dunia ini yang mengeluarkan pendapatnya sehingga kita dapat menyimak, menyimpulkan dan juga mengambil sikap dari apa yang mereka utarakan.
Ketika individu berbicara, maka akan menghasilkan suatu vokal yang terdiri dari suara-suara. Terdapat beberapa sistem utama ketika individu berbicara dan menghasilkan suara, yaitu vokal, larynksubglottal system, dimana terdiri dari paru-paru dan gabungan beberapa otot untuk pernapasan dan pelepasan udara dan tenggorokan. Subglottal system terdiri dari udara yang dibutuhkan untuk berbicara dimana dihasilkan ketika pernapasan keluar.
Dan dari sini pula dapat diambil pengertian bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan individu untuk menghasilkan suara, dimana untuk menghasilkan suara ini dibutuhkan beberapa sistem utama yang terdiri dari vokal, larynk, paru-paru  gabungan  beberapa  otot untukpernapasandan pelepasan udara dan tenggorokan.
Melalui aktivitas speaking atau berbicara kita bisa melakukan interaksi dengan masyarakat dunia luas.Dalam speaking kita seolah-olah melakukan penerjemahan dalam melakukannya yang secara tidak langsung membuat otak kita bekerja dua kali.
Hal ini dapat digambarkan seperti ketika anak diberikan pertanyaan lalu anda mempersiapkannya terlebih dahulu dalam tahap persiapannya dalam bentuk bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lalu memindahkannya atau mentranslatenya kedalam bahasa Inggris yang tentu dalam pola yang benar, dengan demikian otak kita akan bekerja dua kali. Tetapi berbeda bila kita langsung memikirkan kalimat dalam bahasa Inggris. Mungkin anak akan mengalami kesulitan dalam hal ini, karena dalam halspeaking atau berbicara anak harus terampil dalam menggunakan kosakata dan tata cara menggunakannya. Kesulitan speaking biasanya disebabkan karena:
1.      Sulit mengungkapkan ide secara lisan (speaking).
2.      Terbatasnya kosakata (vocabulary).
3.      Terbatasnya kemampuan tata bahasa (grammar). Sehingga sulit berbicara dengan aturan yang benar.
4.      Terbatasnya melafalkan kata-kata (pronounciation). Sehingga sulit mengungkapkan kata yang diucapkannya dengan benar.
5.      Kurangnya keberanian untuk berbicara karena takut salah.
Selain itu, ada faktor yang dapat dijadikan dalam aspek kebahasaan, yaitu:
1.      Ketepatan ucapan (pelafalan).
2.      Penekanan atau penempatan nada dan durasi yang sesuai.
3.      Pemilihankata (diksi).
4.      Ketepatan sasaran pembicaraan. 
Namun, jika melihat dari unsur kebiasaan, setelah diamati ternyata banyak orang yang bisa atau lancar dalam berbahasa Inggris yang dikarenakan sudah terbiasa.Dan semakin memperkuat anggapan dari para ahli bahwa “practice make it perfect” atau bisa karena terbiasa.
Bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi, biasanya mereka ingin hasil cepat dan bahkan setelah pelajaran pertama, siswa memiliki rasa ingin menunjukkan pada temannya atau anggota keluarga mereka bahwa mereka dapat berbicara bahasa Inggris.Sehingga mereka perlu diberi kesempatan untuk berbicara bahasa Inggris secepat dan sebanyak mungkin.
B.       Tujuan dan Manfaat Speaking Skill atau Speaking Activity
Pembelajaran speaking yang diterapkan di sekolah tentu memiliki tujuan. Dan di dalam pembelajarannya bisa dimulai dengan membantu siswa memahami mengapa mereka belajar bahasa Inggris? Adapun tujuan dan manfaat dari speaking activity ini ialah sebagai berikut:
1.         Tujuan Kegiatan Speaking Activity
Tujuan berbicara secara umum yaitu untuk memberitahu, menghibur, melapor, membujuk, dan menyakinkan seseorang. Dan secara umum tujuan latihan berbicara dalam bahasa Inggris ialah agar siswa dapat berkomunikasi lisan secara sederhana dalam bahasa Inggris.Tujuan pembelajaran speaking tidak boleh terlepas dari pada tujuan pembelajaran bahasa Inggris.
Adapun tujuan pembelajaran bahasa Inggris agar peserta didik memiliki kemampuan, ialah sebagai berikut:
a.         Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan untuk mencapai tingkat literasi informational. Sehingga siswa mampu memberikan penilaian tentang sesuatu baik itu sebuah karya, seni, produk, buku, atau yang lainnya.
b.        Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
c.         Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang ketertarikan antara bahasa dengan budaya.
d.        Merujuk pada tujuan pembelajaran tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa semua kegiatan pembelajaran bahasa Inggris ini agar peserta didik mempunyai kompetensi komunikasi aktif baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kemampuan tersebut, diharapkan output mempunyai daya saing dan ikut berperan aktif dalam pencaturan dunia yang pada akhirnya akan terbangun pemahaman budaya global karena kita adalah bagian dari masyarakat.
2.         Manfaat Speaking Activity
Manfaat melaui adanya speaking activities adalah adanya kepercayaan diri. Bagaimana kepercayaan diri dari seorang siswa ditumbuhkan. Karena dalamspeaking, siswa harus memiliki banyak latihan agar bahasa Inggris kita baik. Dan dalam speaking, siswa memiliki kesempatan untuk berbicara didepan orang banyak dengan berbahasa Inggris.
Meskipun demikian, manfaat dari speaking tidak hanya sebatas itu. Selain berdampak kepada kepercayaan diri seseorang,speaking sendiri dalam konteks bahasa Inggris merupakan satu dari faktor terpenting dalam pengembangan skill-skill bahasa Inggris lainnya.
Dalam speaking bisa semua berujung pada speaking dan juga berdasar dari speaking. Misalnya ketika belajarwriting atau menguasai berbagai jenis tenses sehingga ketika anda berbicara, grammar anda maupun pemilihan kosakata anda tidak salah.
Lalu dalam listeningketika mengikuti kegiatan menyimak atau sekedar mendengar bahasa Inggris, maka setidaknya pendengar dapat mengucapkannya kembali. Dan dalam reading, yaitu membaca teks bacaan tertentu, maka akan menjadi speaking juga. Demikian mengapa speaking bisa menjadi daya tarik.
C.      Aspek penilaian dalam Speaking Skill atau Speaking Activity
Aspek- aspek yang dinilai dalam kegiatan berbicara, sebagaimana disarankan oleh para ahli adalah sebagai berikut:
1.         Aspek kebahasaan: pengucapan, penempatan tekanan, nada dan irama, pilihan kata, susunan kalimat dan variasi.
2.         Aspek non kebahasaan: kelancaran, penguasaan topik, keterampilan, keberanian, kelincahan, ketertiban, dan kerjasama.
Skala penilaian ini dapat digunakan untuk penilaian individual maupun kelompok.
D.      Contoh Penerapan Pembelajaran Speaking Activity untuk anak SD
Kegiatan speaking di dalam kelas ternyata mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik yang terlebih dahulu didasari oleh kemampuan mendengarkan, mengucapkan dan penguasaan kosa kata. Dalam hal ini, guru dapat meminta siswa untuk memikirkan kata-kata yang mereka tahu, seperti humburger, tennis, football, manggo, hotel dan lain-lain. Adapun dalam penerapannya, adalah sebagai berikut:
1.         Strategi Pelaksanaan Speaking Activity
Berbicara atau speaking adalah bagian yang penting dari proses belajar bahasa. Guru yang efektif akan membangun proses belajar melalui berbagai strategi pembelajaran, seperti:
a.        Using Minimal Responses
Guru perlu mengetahui bahwa diantara siswa kita yang sedang belajar ada siswa yang malu berbicara, kurang percaya diri untuk berpartisipasi dan ada yang sering memposisikan diri sebagai pendengar saja. Untuk itu, salah satu jalan untuk memotivasi mereka adalah untuk ambil bagian, dengan begitu memungkinkan mereka untuk membuat stok minimal response yang dapat digunakan dalam pembicaraan.
Minimal response dapat diprediksi dan sering digunakan, seperti pernyataan mengerti (agreement, doubt, dan lainnya). Sehingga memungkinkan siswa sedikit demi sedikit ambil bagian dalam pembicaraan.
b.        Recognizing Scripts
Pada beberapa jenis komunikasi interaksinya, ada yang dapat diprediksi, seperti greetings, apologies, compliment, dan invitations. Begitu juga percakapan transaksional, semacam mencari informasi dan melakukan pembelian. Dalam scripts hubungan diantara dua orang atau lebih aktivitas, pembicaraannya sering dapat diantisipasi dengan mudah. Dan guru dapat membantu siswa dengan memberikan bekal pengetahuan bahwa scripts mempunyai peran yang sangat penting dalam memprediksi apa yang ia akan dengar dan apa yang ia akan berikan sebagai respon terhadap pembicaraan.
c.         Using language to talk about language
Kesalahpahaman (misunderstanding) dalam pembicaraan yang memerlukan klarifikasi dapat terjadi pada setiap pembicaraan, apapun tingkat kemampuan bahasa dari seseorang yang diajak bicara. Dalam hal ini, guru bisa memantau siswa dengan menyiapkan strategi dan phrase yang digunakan untuk memperluas keilmuan tentang bahasa Inggrisnya. Yaitu dengan mendorong siswa untuk menggunakan frase-frase klarifikasi dalam kelas ketika ada misunderstanding. Dan ini juga harus ditunjang oleh terciptanya situasi yang otentik dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga akan terbentuklah kepercayaan diri untuk berbahasa Inggris dan kehidupan di luar kelas dalam kehidupan sehari- harinya.
2.         Tahapan Awal Latihan Speaking Activity
Pada tahap permulaan latihan berbicara dapat dikatakan serupa dengan latihan menyimak melalui tahap mendengarkan dan menirukan. Program pengajaran mengacu pada kosa kata konsep dasar, seperti number, warna, dan sebagainya, serta peran guru sangat penting. Perhatian juga dapat difokuskan pada bagaimana kata- kata ini diucapkan dibandingkan dengan bahasa mereka sendiri.
a.        Latihan Asosiasi dan Identifikasi
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih spontanitas siswa dan kecepatannya dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna ujaran yang didengarnya. Bentuk latihannya antara lain:
1)        Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata yang sama dengan kata tersebut. Contoh:
Guru            Siswa
Red             Red
2)        Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang ada hubungannya dengan kata tersebut. Contoh:
Guru            Siswa
Head           Hair
3)        Guru menyebut kata benda (noun), siswa menyebut kata sifat yang sesuai. Contoh:
Guru            Siswa
Student       Dilligent
4)        Guru menyebut satu kata kerja (verb), siswa menyebut pelaku (subyek) yang sesuai. Contoh:
Guru            Siswa
Study          Student
5)        Guru menyebut satu subyek, siswa ke-1 menyebut kata kerja (verb) yang cocok, siswa ke-2 melengkapi dengan sebuah frasa, dan siswa ke-3 mengucapkan kalimat dengan menyusun kata yang telah ada. Contoh:
Guru                        Siswa 1            Siswa 2
The Teacher            Goes                to School
Siswa 3:The Teacher Goes To School
b.        Latihan Percakapan
Banyak teknik dan model latihan percakapan yang telah dikembangkan oleh para pengajar bahasa. Fokus pada pengajarannya, pada pada pengenalan ucapan sederhana, misalnya introduce self. Diantara model latihan percakapan itu ialah sebagai berikut: Tanya Jawab, Menghafalkan Model Dialog, Percakapan Terpimpin, dan Percakapan Bebas.
3.         Contoh Aktivitas Pembelajaran Speaking Activity
a.        Aktivitas Pra Komunikatif
Aktivitas pra komunikatif menyajikan beberapa hal sebagai berikut:
1)        Hafalan dialog, menghafalkan kalimat dalam sebuah dialog dan mendramatisasikannya.
2)        Dialog melalui gambar, yaitu Guru membawa gambar-gambar dan menunjukan satu persatu sambil menanyakan. Misalnya: What is this? This is a rabbit.
3)        Dialog terpimpin, yaitu guru memberi latihan berbentuk tanya jawab. Misalnya: Are you going to .... this afternoon?, kemudian siswa menjawab, yakni No, I am sleeping this afternoon.
4)        Dramatis tindakan, misalnya: what are you doing? I am sleeping.
5)        Teknik tanya jawab, yaitu hendaknya guru terlebih dahulu menentukan materi dasar pelajaran yang meliputi struktur dan kosa kata.
6)        Menjelaskan kalimat, paragraf atau cerita pendek, misalnya guru bercerita. “My sister likes going to .....” lalu siswa melanjutkan dengan jawaban yang sesuai.
b.        Aktivitas Komunikatif
Aktivitas komunikatif menyajikan beberapa hal, diantaranya:
1)        Percakapan Kelompok
Tekniknya, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Para siswa bergantian untuk mengatakan sesuatu lalu disambung oleh teman sekelompoknya sehingga menjadi satu cerita yang utuh.
2)        Bermain Peran (Role Play)
Pada aktivitas ini guru memberikan tugas peran tertentu yang harus di lakukan oleh siswa. Peran yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa siswa dengan diberikan kartu peran. Tujuannya untuk:
a)         Praktik kelancaran speaking.
b)        Memperpanjang penggunaan bahasa.
c)         Mengembangkan keterampilan interaksi sosial.
3)        Praktik Ungkapan Sosial
Ungkapan sosial maksudnya adalah perilaku-perilaku sosial saat berkomunikasi yang diungkapkan secara lisannya memberi hormat, pujian, ucapan selamat, rutinitas, asking permission, dan lain- lain.
4)        Memory Games
Permainan ini membutuhkan anak untuk mengulangi suatu struktur kalimat atau kata tertentu, seperti “saya pergi ke pasar dan membeli....dan siswa menjawab dengan jawaban yang sesuai. Tujuannya:
a)         Untuk mengembangkan keterampilan memori.
b)        Melatih pronounciation.
c)         Memberikan latihan pola yang tersembunyi.
d)        Meningkatkan konsentrasi keterampilan mendengarkan.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Kata speaking berasal dari kata speak yaitu “speak is to express opinions; to say; to converse”. Jadi speak disini adalah cara mengeluarkan atau mengekspresikan pendapat, perkataan yang kita ingin utarakan. Itulah pengertianspeaking secara sederhana dan asal kata dari speaking.
Tujuan berbicara secara umum yaitu untuk memberitahu, menghibur, melapor, membujuk, dan menyakinkan seseorang. Dan secara umum tujuan latihan berbicara dalam bahasa Inggris ialah agar siswa dapat berkomunikasi lisan secara sederhana dalam bahasa Inggris.Tujuan pembelajaran speaking tidak boleh terlepas dari pada tujuan pembelajaran bahasa Inggris.Manfaat dari speaking tidak hanya sebatas untuk menumbuhkan kepercayaan diri seseorang. Selain daripada itu,,speaking sendiri dalam konteks bahasa Inggris merupakan satu dari faktor terpenting dalam pengembangan skill-skill bahasa Inggris lainnya.
Aspek-aspek yang dinilai dalam kegiatan berbicara, sebagaimana disarankan oleh para ahli ialah: Aspek kebahasaan: pengucapan, penempatan tekanan, nada dan irama, pilihan kata, susunan kalimat dan variasi. Aspek non kebahasaan: kelancaran, penguasaan topik, keterampilan, keberanian, kelincahan, ketertiban, dan kerjasama.
Contoh penerapan pembelajaran speaking activity untuk anak SD dapat dilaksanakan dengan berbagai macam strategi kemudian di dukung oleh tahapan latihan speaking activity kemudian disertai dengan contoh penerapan pembelajarannya.
B.       Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebaiknya:
Kegiatan speaking dilakukan secara rutin di dalam proses pembelajaran agar setiap siswa dapat termotivasi untuk lebih percaya diri dalam memahami dan mempelajari bahasa Inggris khususnya dalam kegiatan speaking. Apabila terdapat kesulitan- kesulitan yang dihadapi oleh siswa maka hendaknya seorang guru mampu untuk mengarahkandan mengubah kesulitan tersebut agar menjadi kemudahan bagi anak-anak, sehingga terciptalah kegiatan speaking yang efektif di dalam kelas.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...