BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pancasila
Hakikat pancasila, kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara
ilmiah memliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar
Negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara,
sabagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai
macam terminologi yang harus didesktipsikan secara objektif.
Selain itu, pancasila secara kedudukan dan fungsinya juga harus dipahami
secara kronologis. Oleh karena itu, untuk memahami pancasila secara kronologis
baik menyangkut rumusannya maupun peristilahannya maka pengertian pancasila
tersebut meliputi lingkup pengertian sebagaiberikut:
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansakerta yaitu Panca
yang berarti “Lima”. Syila Vokal I pendek artinya “Batu sendi, alas, atau
dasar”. Syiila vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang
penting, atau yang senonoh”. Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia
terutama bahasa Jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan
moralitas.
Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah
istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal
“berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima
unsur”.Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5
aturan tingkah laku yang penting.
2.
Pengertian Pancasila secara Historis
Proses perumusan pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama. Pada
sidang itu Dr. Radjiman Widyodiningrat mengajukan suatu yaitu tentang suatu
calon rumusan dasar negara Indonesia yang akandibentuk. Kemudian, tampilah pada
sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan
Soekarno.
Pada tanggal 1 juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara
lisan mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia untuk memberikan nama
“Pancasila” yang artinya lima dasar. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus
1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana
didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu
dasar negara yang diberi nama pancasila.
Sejak saat itulah perkataan pancasila menjadi bahasa Indonesia dan
merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 tidak
termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik
Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas
interpretasi historis, terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar
negara yang secara spontan diterima calonrumusanoleh peserta sidang secara bulat.
3.
Pengertian Pancasila secara Terminologi
Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik
Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya
negara-negara yang merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah
berhasil mengesahkan UUD Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945.
Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu pembukaan UUD 1945 dan
pasal-pasal UUD 1945. Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdri atas empat
alinea tersebut tercantum rumusan pancasila sebagai berikut:
Pertama, ketuhanan yang Maha Esa.
Kedua,Kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Ketiga, Persatuan Indonesia.
Keempat, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
Kelima, Keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang secara konstisional sah dan
benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang
mewakili seluruh rakyat Indonesia.
A.
Sejarah Pancasila Pada Masa Kerajaan
Dalam perjalanannya,
pancasila tentunya tidak semerta-merta muncul dengan sendirinya, namun melalui
proses yang sangat panjang berdasarkan pada sejarah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Indonesia dikenal
mempunyai perjalanan panjang dengan awal masa kerajaan Hindu-Budha, dimulai
dari kerajaan tertua yaitu Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan
Majapahit, dan lain-lain. Pada masa ini, Indonesia belumlah menjadi satu
kesatuan atas nama Negara Indonesia.
1. Kerajaan Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M,dengan ditemukannya
prasasti yang berupa yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut
dapat diketahui bahwa Raja Mulawarman keturunan dari Raja Aswawarman keturunan
dari kudungga. Menurut prasasti ini juga
Para Brahmana membangun yupa itu
sebagai tanda terimakasih Raja yang dermawan.
Pada masa kerajaan kutai, masyarakat membuka sejarah Indonesia pertama
kalinya dengan adanya nilai-nilai sosial politik dan nilai-nilai ketuhanan
dalam bentuk kerajaan, kenduri dan sedekah kepada para Brahmana.
2. Kerajaan Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang
bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap
yaitu, Pertama zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400), yang
bercirikan kedaulatan. Kedua, zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan
keprabuan. Kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan Indonesia lama.
Ketiga, kebangsaan moderen yaitu negara bangsa Indonesia yang merdeka (17
Agustus 1945).
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatra yaitu Kerajaan
Wijaya, dibawah kekuasaan bangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam prasasti
kedudukan Bukit di kaki Bukit Siguntang dekat Palembang yang bertarikh 605 caka
atau 683 M.Dalam bahasa
Melayu kuno dan hurf pallawa, Kerajaan itu adalah kerajaan maritim yang
mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu lintas laut di sebelah barat
dikuasainya seperti selat sunda (686), kemudian selat malaka (775).
Pada zaman itu Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan besar yang cukup disegani
di kawasan Asia selatan. Perdagangan dilakukan dengan mepersatukan pedagang pengrajin,
dan pegawai raja yang disebut Tuhan An Vatakvurah sebagai pengawas dan
pengumpul semacam koperasi. Sehingga, para pedagang ini mudah untuk memasarkan
dagangannya (Keneth R. Hall, 1976: 75-77).
Demikian dalam sistem pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak,
harta benda, kerajaan, rohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan
gedung-gedung dan patung-patung suci. Sehingga pada saat itu kerajaan dalam
menjalankan sistem negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan.
Selain itu, agama dan kebudayaan juga dikembangkan dengan mendirikan
suatu Universitas Agama Budha yang sangat terkenal di negara lain di Asia.
Banyak musyafir dari negara lain misalnya Cina, terlebih dahulu belajar tentang
Agama budha dan bahasa Sansakerta di Universitas ini sebelum melanjutkan
studinya ke India. Banyak juga guru-guru besar dari India yang mengajar di
Sriwijaya misalnya Dharmakitri. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam
suatu negara itu tercermin pada kerajaan Sriwijaya yang berbunyi “marvuat
vanua criwijaya dhayatra subhiksa”. yang artinya suatu cita-cita negara
yang adil dan makmur.
3. Zaman Kerajaan-Kerajaan sebelum
Majapahit.
Sebelum
kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang memancangkan nilai-nilai
nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur
secara Silih berganti. Kerajaan Kalingga pada abad ke VII, Sanjaya pada
abad ke VIII yang ikut membantu membangun candi Kalasan untuk Dewa tara dan
sebuah wihara untuk pendeta Budhadidirikan di Jawa Tengah bersama dinasti
Syailendra (abad ke VII dan IX). Refleksi puncak dari Jawa Tengah dalam
periode-periode kerajaan-kerajaan tersebut adlah dibangunnya candi Borobudur
(candi agama budha pada abad ke IX), dan candi Prambanan (candi agama hindu
pada abad ke X).
Selain
kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur munculah
kerajaan-kerajaan Isana (pada abad ke IX), darmawangsa (abad ke X )
demikian juga kerajaan Airlangga pada abad ke XI. Agama yang diakui oleh
kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu dan agama Syiwa yang hidup berdampingan
secara damai (Toyibin,1997 :26). Demikian pula, Airlangga mengalami
penggemblengan lahir dan batin dihutan dan tahun 1019 para pengikutnya rakyat
dan para Brahmana.
Di
wilayah Jawa Timur berdiri pula kerajaan singasari (pada abad ke XIII), yang
kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit.
4.
Kerajaan
Majapahit
Pada
tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasanya pada
pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh
Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Empu
Prapanca menulis Negarakertagama (1365). Dalam kitab tersebut telah
terdapat istilah “Pancasila”.
Empu
Tantular mengarang buku Sutasoma, dan didalam buku itu lah kita jumpai seloka
persatuan nasional yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang bunyi lengkapnya bhinneka
Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda tapi tetap satu
jua. Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu
dan Menteri-menteridi paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang
berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : ‘saya
baru akan berhenti berpuasa makan pelapa,jikalau seluruh nusantara bertakluk di
bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo,
Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan (Yamin, 1960 : 60).
Dalam
hubungannya dengan negara lain raja Hayam Wuruk mengadakan hubungan bertetangga
dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa, dan Kamboja. Majapahit
menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan
nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia
17Agustus 1945. Disebabkan oleh faktor dalam negeri sendiri seperti
perselisihan dan perang sodara pada permulaan abad XV, maka sinar kejayaan
Majapahit mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuhan dengan “Sinar Hilang
Kertaning Bumi” pada permulaan abad XVI (1520).
5.
Zaman
Penjajahan.
Setelah
Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama islam dengan
pesatnya di Indonesia. Bersama dengan itu, berkembang pulalah kerajaan-kerajaan
islam seperti kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang eropa di
nusantara, antara lain orang Portugisa portugis yang kemudian di ikuti oleh
orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
Bangsa
asing yang masuk ke Indonesia yang awalnya berdagang adalah orang-orang bangsa
portugis. Namun lama kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukkan peranannya
dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya
Malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh Portugis.
Pada
akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang juga ke Indonesia untuk menghindarkan
persaingan diantara mereka sendiri (Belanda) kemudian mereka mendirikan suatu
perkumpulan dagang yang bernama V.O.C (Verenigde Oost Indische Compagnie), yang dikalangan
rakyat dikenal dengan istilah “Kompeni”.
Mataram
dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya mengadakan
perlawanan dan penyerangan ke Bataviapada tahun 1628 dan 1629, walaupun tidak
berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J .P. Coen tewas dalam serangan
Sultan Agung yang ke dua itu. Beberapa saat setelah sultan Agung mangkat maka
mataram menjadi bagian kekuasaan kompeni. Di Makasar yang memiliki kedudukan
yang sangat vital berhasil juga dikuasai oleh kompeni tahun (1667) dan timbulah
perlawanan dari rakyat makasar dibawah Hasanudin.
Menyusul
pula wilayah Banten (Sultan Agung Tirtoyoso) dapat ditundukan pula oleh kompeni
pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di Jawa Timur pada akhir
abad ke XVII, nampaknya tidak mampu meruntuhkan kekuasaan kompeni pada saat
itu. Demikian Belanda pada awalnya menguasai daerah-daerah yang strategis yang
kaya akan hasil rempah-rempah pada abad ke XVII dan nampaknya semakin
memperkuat kedudukannya dengan didukung oleh kekuatan militer.
Pada abad itu sejarah mencatat bahwa belanda
berusaha dengan keras untuk memperkuat dan mengintensifkan kekuasaan di
indonesia. Melihat praktek-praktek penjajahan Belanda tersebut maka meledaklah
perlawanan rakyat di berbagai wilayah nusantara, antara lain : Pattimura di
maluku (1817), Baharudin di Palembang (1819), Imam Bonjol di Minangkabau
(1821-1837).
Pangeran
Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830), Jlentik, Polim, Teuku Tjik di Tiro,
Teuku Umar dalam perang Aceh (1860), anak Agung Made dalam perang Lombok
(1894-1895), Sisingamangaraja di tanah Batak (1900) dan masih banyak perlawanan
lainnya. Penghisapan mulai memuncak ketika Belanda mulai menerapkan sistem
monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban kewajiban
terhadap rakyat yang tidak berdosa.
6.
Kebangkitan
Nasional .
Pada
abad XX di punggung politik Internasional terjadilah pergolakan kebangkitan
dunia Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatan sendiri. Partai Kongres di
india dengan tokoh Tilak dan Gandhi, adapun di indonesia bergolaklah kebangkitan
akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr.
Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomonya. Gerakan ini lah yang merupakan awal
gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan
kemerdekaan dan kekuasaannya sendiri.
Budi
Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang merupakan pergerakan
nasional, sehingga segera setelah itu muncullah organisasi-organisasi
pergerakan lainnya. Organisasi-organisasi pergerakan nasional itu
antara lain : Sarakat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian dengan cepat
mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti namanya menjadi
Sarikat Islam (SI) tahun (1911) di bawah H.O.S. Cokroaminoto.
Berikutnya
muncullah Indische Partij (1913),yang di pimpin oleh tiga serangkai yaitu:
Douwes Dekker,Ciptomangunkusumo, Suwardi Suryaningrat (yang kemudian lebih di
kenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro), partai ini tidak menunjukkan
keradikalannya, sehingga tidak dapat berumur panjang karena pemimpinnya di buang
di luar negeri (1913). Dalam siuasi yang menggoncangkan itu muncullah Partai
Nasional Indonesia (PNI) (1927) yang dipelopori oleh Soekarno, Cipto
mangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya. Perjuangan Nasional Indonesia di titik
beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan Indonesia Merdeka.
Tujuan
itu kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokoh-tokohnya
antara lain : M. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbo Pranoto, Serta tokoh-tokoh
muda lainnya. Perjuangan rintisan kesatuan Nasional kemudian diikuti dengan
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, satu bahasa, satu bangsa dan satu
tanah air Indonesia.Lagu Indonesia Raya pada saat ini pertama kali
dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.
Kemudian
PNI oleh para pengikutnya dibubarkan dan diganti bentuknya dengan partai
Indonesia dengan singkatan Partindo (1931). Kemudian golongan demokrat antara
lain : Moh. Hatta, dan Sultan Syahrir mendirikan PNI baru yaitu Pendidikan
Nasional Indonesia (1933). Dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai
dengan kekuatan sendiri.
7.
Zaman
Penjajahan Jepang
Setelah
Nederland diserbu oleh tentara Nazi Jerman pada tanggal 5 Mei 1940 dan jatuh
pada tanggal 10 Mei 1940, maka Ratu Wihelmina dengan segenap aparat pemerintahannya
mengungsi ke Inggris, sehingga pemerintahan Belanda masih dapat berkomunikasi
dengan pemerintah jajahan di Indonesia. Janji Belanda terhadap kemerdekaan
Indonesia adalah suatu kebohongan belaka tidak pernah menjadi kenyataan. Bahkan
pada akhir pendudukan pada tanggal 10 Maret 1940 kemerdekaan bangsa Indonesia
itu tidak pernah terwujud.
Fasis
jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia, Jepang
saudara tua Indonesia.” Akan tetapi, dalam perang melawan Sekutu Barat yaitu
(Amerika, Inggris, Rusia, Prancis, Belanda, dan negara sekutu lainya) nampaknya
Jepang semakin terdesak. Oleh karna itu, agar mendapat dukungan dari bangsa
Indonesia,maka pemerinah jepang bersikap bermurah hatiterhadap bangsa
indonesia,yaitu mejanjikan indonesia merdeka dikelak kemudian hari.
Pada
tanggal 29 april 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau
memberikan hadiah ulang tahun kepada bangsa Indonesi yaitu janji kedua
pemerintah jepang’kemerdekaan tanpa syarat’. Janji itu dismpaikan kepada bangsa
Indonesia seminggu sebelum bangsa jepang menyerah, Maklumat Gunseikan (Pembesar
Tertingi Sipil dari Pemerintah Tertinggi Militer Jepang di seluruh Jawa dan
Madura), No. 23. Bahkan dianjurkan kepada bangsa Indonesia untuk berani
mendirikan negara Indonesia merdeka dihadapan musuh-musuh jepang yaitu Sekutu
termasuk kaki tangannya Nica (Nederlands Indie Civil Administration), yang
inginmengembalikan kekusaan kolonialnya di Indonesia.
Suatu
badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
Dokuriti Zyunbi Tioosakai. Pada hari itu juga di umumkan nama-nama Ketua, Wakil
ketua serta para anggota sebagai berikut: Pada waktu itu susunan Badan
Penyelidik ini adalah sebagai berikut :
Ketua (Kaicoo) :
Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda :
Itibangase ( Seorang anggota luar biasa)
(Fuku Kaicoo Tokibetsu Iin)
Ketua Muda : R.P. Soeroso
(Merangkap Kepala)
(Fuku Kaicoo atau Zimukyoku Kucoo).
Nama para anggota ini menurut nomor tempat duduknya
dalam sidang adalah sebagai berikut :
a.
Ir.
Soekarno
b.
Mr.
Muh Yamin
c.
Dr.
R. Kusuma Atmaja
d.
R.
Abdul Rahman Prataly krama
e.
R.
Aris
f.
K.H.
Dewantara
Dan masih banyak lagi yang lainnya. (Sekretariat
Negara, 1995 : XXVII)
B.
Perumusan
Pancasila Dan Proklamasi Kemerdekaan
1.
Sidang
BPUPKI pertama.
Sidang
BPUPKI pertama dilakukan selama empat hari, berturut-turut yang tampil untuk
berpidato menyampaikan usulannya adalah sebagai berikut:
a.
Mr.
Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
Dalam pidatonya 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon
rumusan dasar negara Indonesia sebagai berikut :
1)
Peri
kebangsaan
2)
Peri
kemanusiaan
3)
Peri
ketuhanan
4)
Peri
kerakyatan
5)
Kesejahteraan Rakyat (keadilan
sosial).
Pada akhir pidatonya Mr. Muh. Yamin menyerahkan
naskah sebagai lampiran yaitu suatu rancangan usul sementara berisi rumusan UUD
RI dan rancangan itu dimulai dengan Pembukaan yang bunyinya adalah sbb :
Untuk membentuk Pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,dan untuk
memajukan kesejahteraan Umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, menyuburkan hidup
kekeluargaan, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia dalam suatu UUD Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada : Ketuhanan yang maha Esa, kebangsaan, Persatuan Indonesia, dan rasa
kemanusiaan yang adil dan beradab, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dengan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ (Pringgodigdo, A.G.:162).
b.
Prof.
Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
Teori – teori yang diciptakan oleh Prof. Dr.
Soepomo, yaitusebagaiberikut:
1)
Teori
negara perseorangan (Individualis)
2)
Paham
negara kelas (Class Theory)
3)
Paham
negara Integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, AdamMuler Hegel (Abad 18 dan
19)
c.
Ir.
Soekarno (1 Juni 1945)
Usulan dasar negara dalam sidang BPUPKI Pertama
berikutnya adalah pidato dari Ir. Soekarno yang disampaikan lisan tanpa teks,
Beliau mengusulkan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip yang rumusannya
adalah sbb :
1)
Nasionalisme
(kebangsaan Indonesia)
2)
Internasionalisme
(peri kemanusiaan)
3)
Mufakat
(Demokrasi)
4)
Kesejahteraan
sosial.
5)
Ketuhanan
yang Maha Esa
Lima prinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian
oleh soekarno diusulkan agar diberi nama“Pancasila” atas saran teman beliau
ahli bahasa.
2.
Sidang
BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)
Hari
pertama sebelum sidang BPUPKI Kedua dimulai diumumkan oleh ketua penambahan
enam anggota baru badan penyelidik yaitu :
a. Abdul Fatah Hasan
b. Asikin Natanegara
c. Soerjo Hamidjojo
d. Mohammad Noor.
e. Besar dan
f. Abdul Kaffar.
Selain tambahan anggota BPUPKI, Ir. Soekarno
sebagai Ketua Panitia Kecil melaporkan hasil pertemuannya 1 juni. Menurut
laporan itu, pada tanggal 12 juni 1945 Ir. Soekarno mengadakan pertemuan antara
Panitia Kecil dengan dengan anggota-anggota Badan penyelidik. Panitia kecil
terdiri atas 9 orang populer disebut “Panitia Sembilan” yang anggotanya adalah
sebagai berikut :
a.
Ir.
Soekarno
b.
Wachid
Hasyim
c.
Mr.
Muh. Yamin
d.
Mr.
Maramis
e.
Drs.
Muh. Hatta
f.
Mr.
Soebardjo
g.
Kyai
Abdul Kahar Muzakir
h.
H.
Agus Salim
i.
Abikoesno
Keputusan – keputusan lain adalah untuk membentuk
panitia kecil yaitu :
a. Panitia perancang UUD yang diketuaioleh Ir.
Soekarno.
b. Panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh
Drs. Moh. Hatta.
c.
Panitia
pembelaan tanah air yang diketuai oleh Abikoesno Tjokrosoejoso.
3.
Proklamasi
Kemerdekaan dan Sidang PPKI
Kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah
bagi bangsa Indonesia. Menurut pengumumannya Nanpoo Gun (pemerintah tentara
jepang untuk seluruh daerah selatan), tanggal 7 Agustus 1945.
Berdasarkan fakta sejarah tersebut ternyata bahwa
panitia persiapan kemerdekaan Indonesia yang semula merupakan badan bentuknya
pemerintahan tentara Jepang, kemudian sejak Jepang jatuh dan kemudian sifatnya
dari badan Jepang menjadi badan nasional sebagai badan nasional sebagai badan
pendahuluan bagi Komite Nasional.
a.
Proklamasi
Setelah jepang menyerah kepada sekutu, maka
kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa
Indonesia. Namun terdapat perbedaan dalam pelaksanaan serta waktu proklamasi.
Perbedaan ini terjadi antara golongan pemuda antara lain, sukarni, adam malik ,
kusnaini, syahrir, soedarsono, soepono dkk.
b.
Sidang
BPUPKI
Sehari setelah proklamasi keesokan harinya pada
tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Sebelum sidang
resmi dimulai, kira-kira 20 menit dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa
perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah panitia pembukaan UUD 1945
yang pada saat itu dikenal dengan nama piagam Jakarta, terutama yang menyangkut
perubahan sila pertama pancasila. Dan akhirnya disempurnakan sebagaimana naskah
pembukaan UUD 1945 sekarang ini.
1) Sidang pertama (18 Agustus 1945)
2)
Sidang
kedua (19 Agustus 1945)
3)
Sidang
ketiga (20 Agustus 1945).
No comments:
Post a Comment