Saturday, 5 July 2014

Pancasila


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pancasila
Hakikat pancasila, kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara, sabagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam terminologi yang harus didesktipsikan secara objektif.
Selain itu, pancasila secara kedudukan dan fungsinya juga harus dipahami secara kronologis. Oleh karena itu, untuk memahami pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupun peristilahannya maka pengertian pancasila tersebut meliputi lingkup pengertian sebagaiberikut:
1.      Pengertian Pancasila secara Etimologis
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansakerta yaitu Panca yang berarti “Lima”. Syila Vokal I pendek artinya “Batu sendi, alas, atau dasar”. Syiila vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting, atau yang senonoh”. Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas.
Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”.Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
2.      Pengertian Pancasila secara Historis 
Proses perumusan pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama. Pada sidang itu Dr. Radjiman Widyodiningrat mengajukan suatu yaitu tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akandibentuk. Kemudian, tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.
Pada tanggal 1 juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama pancasila.
Sejak saat itulah perkataan pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis, terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara yang secara spontan diterima calonrumusanoleh peserta sidang secara bulat.
3.      Pengertian Pancasila secara Terminologi
Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945.
Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945. Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan pancasila sebagai berikut:
Pertama, ketuhanan yang Maha Esa.
Kedua,Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Ketiga, Persatuan Indonesia.
Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
Kelima, Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.
A.    Sejarah Pancasila Pada Masa Kerajaan
Dalam perjalanannya, pancasila tentunya tidak semerta-merta muncul dengan sendirinya, namun melalui proses yang sangat panjang berdasarkan pada sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia dikenal mempunyai perjalanan panjang dengan awal masa kerajaan Hindu-Budha, dimulai dari kerajaan tertua yaitu Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Majapahit, dan lain-lain. Pada masa ini, Indonesia belumlah menjadi satu kesatuan atas nama Negara Indonesia.
1.      Kerajaan Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M,dengan ditemukannya prasasti yang berupa yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa Raja Mulawarman keturunan dari Raja Aswawarman keturunan dari kudungga. Menurut prasasti  ini juga Para  Brahmana membangun yupa itu sebagai tanda terimakasih Raja yang dermawan.
Pada masa kerajaan kutai, masyarakat membuka sejarah Indonesia pertama kalinya dengan adanya nilai-nilai sosial politik dan nilai-nilai ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri dan sedekah kepada para Brahmana.
2.      Kerajaan Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu, Pertama zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400), yang bercirikan kedaulatan. Kedua, zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan. Kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan Indonesia lama. Ketiga, kebangsaan moderen yaitu negara bangsa Indonesia yang merdeka (17 Agustus 1945).
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatra yaitu Kerajaan Wijaya, dibawah kekuasaan bangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam prasasti kedudukan Bukit di kaki Bukit Siguntang dekat Palembang yang bertarikh 605 caka atau 683 M.Dalam bahasa  Melayu kuno dan hurf pallawa, Kerajaan itu adalah kerajaan maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu lintas laut di sebelah barat dikuasainya seperti selat  sunda (686), kemudian selat malaka (775).
Pada zaman itu Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan besar yang cukup disegani di kawasan Asia selatan. Perdagangan dilakukan dengan mepersatukan pedagang pengrajin, dan pegawai raja yang disebut Tuhan An Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul semacam koperasi. Sehingga, para pedagang ini mudah untuk memasarkan dagangannya (Keneth R. Hall, 1976: 75-77).
Demikian dalam sistem pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda, kerajaan, rohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci. Sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan sistem negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan.
Selain itu, agama dan kebudayaan juga dikembangkan dengan mendirikan suatu Universitas Agama Budha yang sangat terkenal di negara lain di Asia. Banyak musyafir dari negara lain misalnya Cina, terlebih dahulu belajar tentang Agama budha dan bahasa Sansakerta di Universitas ini sebelum melanjutkan studinya ke India. Banyak juga guru-guru besar dari India yang mengajar di Sriwijaya misalnya Dharmakitri. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara itu tercermin pada kerajaan Sriwijaya yang berbunyi “marvuat vanua criwijaya dhayatra subhiksa”. yang artinya suatu cita-cita negara yang adil dan makmur.
3.      Zaman Kerajaan-Kerajaan sebelum Majapahit.
Sebelum kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang memancangkan nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara  Silih berganti. Kerajaan Kalingga pada abad ke VII, Sanjaya pada abad ke VIII yang ikut membantu membangun candi Kalasan untuk Dewa tara dan sebuah wihara untuk pendeta Budhadidirikan di Jawa Tengah bersama dinasti Syailendra (abad ke VII dan IX). Refleksi puncak dari Jawa Tengah dalam periode-periode kerajaan-kerajaan tersebut adlah dibangunnya candi Borobudur (candi agama budha pada abad ke IX), dan candi Prambanan (candi agama hindu pada abad ke X).
Selain kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur munculah kerajaan-kerajaan Isana (pada abad ke IX), darmawangsa  (abad ke X ) demikian juga kerajaan Airlangga pada abad ke  XI. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu dan agama Syiwa yang hidup berdampingan secara damai (Toyibin,1997 :26). Demikian pula, Airlangga mengalami penggemblengan lahir dan batin dihutan dan tahun 1019 para pengikutnya rakyat dan para Brahmana.
Di wilayah Jawa Timur berdiri pula kerajaan singasari (pada abad ke XIII), yang kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit.
4.      Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasanya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Empu Prapanca menulis Negarakertagama  (1365). Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah “Pancasila”.
Empu Tantular mengarang buku Sutasoma, dan didalam buku itu lah kita jumpai seloka persatuan nasional yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang bunyi lengkapnya bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda tapi tetap satu jua. Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-menteridi paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331,  yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : ‘saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa,jikalau seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda,  Palembang dan Tumasik telah dikalahkan (Yamin, 1960 : 60).
Dalam hubungannya dengan negara lain raja Hayam Wuruk mengadakan hubungan bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa, dan Kamboja. Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17Agustus 1945. Disebabkan oleh faktor dalam negeri sendiri seperti perselisihan dan perang sodara pada permulaan abad XV, maka sinar kejayaan Majapahit mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuhan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada permulaan abad XVI (1520).
5.   Zaman Penjajahan.
Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersama dengan itu, berkembang pulalah kerajaan-kerajaan islam seperti kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang eropa di nusantara, antara lain orang Portugisa portugis yang kemudian di ikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang awalnya berdagang adalah orang-orang bangsa portugis. Namun lama kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukkan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh Portugis.
Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang juga ke Indonesia untuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri (Belanda) kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C (Verenigde Oost Indische Compagnie), yang dikalangan rakyat dikenal dengan istilah “Kompeni”.           
Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung  (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan penyerangan ke Bataviapada tahun 1628 dan 1629, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J .P. Coen tewas dalam serangan Sultan Agung yang ke dua itu. Beberapa saat setelah sultan Agung mangkat maka mataram menjadi bagian kekuasaan kompeni. Di Makasar yang memiliki kedudukan yang sangat vital berhasil juga dikuasai oleh kompeni tahun (1667) dan timbulah perlawanan dari rakyat makasar dibawah Hasanudin.
Menyusul pula wilayah Banten (Sultan Agung Tirtoyoso) dapat ditundukan pula oleh kompeni pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di Jawa Timur pada akhir abad ke XVII, nampaknya tidak mampu meruntuhkan kekuasaan kompeni pada saat itu. Demikian Belanda pada awalnya menguasai daerah-daerah yang strategis yang kaya akan hasil rempah-rempah pada abad ke XVII dan nampaknya semakin memperkuat kedudukannya dengan didukung oleh kekuatan militer.
 Pada abad itu sejarah mencatat bahwa belanda berusaha dengan keras untuk memperkuat dan mengintensifkan kekuasaan di indonesia. Melihat praktek-praktek penjajahan Belanda tersebut maka meledaklah perlawanan rakyat di berbagai wilayah nusantara, antara lain : Pattimura di maluku (1817), Baharudin di Palembang (1819), Imam Bonjol di Minangkabau (1821-1837).
Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830), Jlentik, Polim, Teuku Tjik di Tiro, Teuku Umar dalam perang Aceh (1860), anak Agung Made dalam perang Lombok (1894-1895), Sisingamangaraja di tanah Batak (1900) dan masih banyak perlawanan lainnya. Penghisapan mulai memuncak ketika Belanda mulai menerapkan sistem monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat yang tidak berdosa.
6.      Kebangkitan Nasional .
Pada abad XX di punggung politik Internasional terjadilah pergolakan kebangkitan dunia Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatan sendiri. Partai Kongres di india dengan tokoh Tilak dan Gandhi, adapun di indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomonya. Gerakan ini lah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuasaannya sendiri.
Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang merupakan pergerakan nasional, sehingga segera setelah itu muncullah organisasi-organisasi pergerakan lainnya. Organisasi-organisasi pergerakan nasional  itu  antara lain : Sarakat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti namanya menjadi Sarikat Islam (SI) tahun  (1911) di bawah H.O.S. Cokroaminoto.
Berikutnya muncullah Indische Partij (1913),yang di pimpin oleh tiga serangkai yaitu: Douwes Dekker,Ciptomangunkusumo, Suwardi Suryaningrat (yang kemudian lebih di kenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro), partai ini tidak menunjukkan keradikalannya, sehingga tidak dapat berumur panjang karena pemimpinnya di buang di luar negeri (1913). Dalam siuasi yang menggoncangkan itu muncullah Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927) yang dipelopori oleh Soekarno, Cipto mangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya. Perjuangan Nasional Indonesia di titik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan Indonesia Merdeka.
Tujuan itu kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain : M. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbo Pranoto, Serta tokoh-tokoh muda lainnya. Perjuangan rintisan kesatuan Nasional kemudian diikuti dengan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia.Lagu Indonesia Raya pada saat ini pertama kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.
Kemudian PNI oleh para pengikutnya dibubarkan dan diganti bentuknya dengan partai Indonesia dengan singkatan Partindo (1931). Kemudian golongan demokrat antara lain : Moh. Hatta, dan Sultan Syahrir mendirikan PNI baru yaitu Pendidikan Nasional Indonesia (1933). Dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.
7.      Zaman Penjajahan Jepang
Setelah Nederland diserbu oleh tentara Nazi Jerman pada tanggal 5 Mei 1940 dan jatuh pada tanggal 10 Mei 1940, maka Ratu Wihelmina dengan segenap aparat pemerintahannya mengungsi ke Inggris, sehingga pemerintahan Belanda masih dapat berkomunikasi dengan pemerintah jajahan di Indonesia. Janji Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia adalah suatu kebohongan belaka tidak pernah menjadi kenyataan. Bahkan pada akhir pendudukan pada tanggal 10 Maret 1940 kemerdekaan bangsa Indonesia itu tidak pernah terwujud.
Fasis jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia, Jepang saudara tua Indonesia.” Akan tetapi, dalam perang melawan Sekutu Barat yaitu (Amerika, Inggris, Rusia, Prancis, Belanda, dan negara sekutu lainya) nampaknya Jepang semakin terdesak. Oleh karna itu, agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia,maka pemerinah jepang bersikap bermurah hatiterhadap bangsa indonesia,yaitu mejanjikan indonesia merdeka dikelak kemudian hari.
Pada tanggal 29 april 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau memberikan hadiah ulang tahun kepada bangsa Indonesi yaitu janji kedua pemerintah jepang’kemerdekaan tanpa syarat’. Janji itu dismpaikan kepada bangsa Indonesia seminggu sebelum bangsa jepang menyerah, Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertingi Sipil dari Pemerintah Tertinggi Militer Jepang di seluruh Jawa dan Madura), No. 23. Bahkan dianjurkan kepada bangsa Indonesia untuk berani mendirikan negara Indonesia merdeka dihadapan musuh-musuh jepang yaitu Sekutu termasuk kaki tangannya Nica (Nederlands Indie Civil Administration), yang inginmengembalikan kekusaan kolonialnya di Indonesia.
Suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuriti Zyunbi Tioosakai. Pada hari itu juga di umumkan nama-nama Ketua, Wakil ketua serta para anggota sebagai berikut: Pada waktu itu susunan Badan Penyelidik ini adalah sebagai berikut :
Ketua (Kaicoo)           : Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda                : Itibangase ( Seorang anggota luar biasa)
(Fuku Kaicoo Tokibetsu Iin)
Ketua Muda                : R.P. Soeroso (Merangkap Kepala)
(Fuku Kaicoo atau Zimukyoku Kucoo).
Nama para anggota ini menurut nomor tempat duduknya dalam sidang adalah sebagai berikut :
a.       Ir. Soekarno
b.      Mr. Muh Yamin
c.       Dr. R. Kusuma Atmaja
d.      R. Abdul Rahman Prataly krama
e.       R. Aris
f.       K.H. Dewantara
Dan masih banyak lagi yang lainnya. (Sekretariat Negara, 1995 : XXVII)
B.     Perumusan Pancasila Dan Proklamasi Kemerdekaan
1.      Sidang BPUPKI pertama.
Sidang BPUPKI pertama dilakukan selama empat hari, berturut-turut yang tampil untuk berpidato menyampaikan usulannya adalah sebagai berikut:
a.       Mr. Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
Dalam pidatonya 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar negara Indonesia sebagai berikut :
1)      Peri kebangsaan
2)      Peri kemanusiaan
3)      Peri ketuhanan
4)      Peri kerakyatan
5)      Kesejahteraan Rakyat (keadilan sosial).
Pada akhir pidatonya Mr. Muh. Yamin menyerahkan naskah sebagai lampiran yaitu suatu rancangan usul sementara berisi rumusan UUD RI dan rancangan itu dimulai dengan Pembukaan yang bunyinya adalah sbb :
Untuk membentuk Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,dan untuk memajukan kesejahteraan Umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, menyuburkan hidup kekeluargaan, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu UUD Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara  Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan yang maha Esa, kebangsaan, Persatuan Indonesia, dan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ (Pringgodigdo, A.G.:162).
b.      Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
Teori – teori yang diciptakan oleh Prof. Dr. Soepomo, yaitusebagaiberikut:
1)      Teori negara perseorangan (Individualis)
2)      Paham negara kelas (Class Theory)
3)      Paham negara Integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, AdamMuler Hegel (Abad 18 dan 19)
c.       Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Usulan dasar negara dalam sidang BPUPKI Pertama berikutnya adalah pidato dari Ir. Soekarno yang disampaikan lisan tanpa teks, Beliau mengusulkan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip yang rumusannya adalah sbb :
1)      Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
2)      Internasionalisme (peri kemanusiaan)
3)      Mufakat (Demokrasi)
4)      Kesejahteraan sosial.
5)      Ketuhanan yang Maha Esa
Lima prinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian oleh soekarno diusulkan agar diberi nama“Pancasila” atas saran teman beliau ahli bahasa.
2.      Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)
Hari pertama sebelum sidang BPUPKI Kedua dimulai diumumkan oleh ketua penambahan enam anggota baru badan penyelidik yaitu :
a.       Abdul Fatah Hasan
b.      Asikin Natanegara
c.       Soerjo Hamidjojo
d.      Mohammad Noor. 
e.       Besar dan
f.       Abdul Kaffar.
Selain tambahan anggota BPUPKI, Ir. Soekarno sebagai Ketua Panitia Kecil melaporkan hasil pertemuannya 1 juni. Menurut laporan itu, pada tanggal 12 juni 1945 Ir. Soekarno mengadakan pertemuan antara Panitia Kecil dengan dengan anggota-anggota Badan penyelidik. Panitia kecil terdiri atas 9 orang populer disebut “Panitia Sembilan” yang anggotanya adalah sebagai berikut :
a.       Ir. Soekarno
b.      Wachid Hasyim
c.       Mr. Muh. Yamin
d.      Mr. Maramis
e.       Drs. Muh. Hatta
f.       Mr. Soebardjo
g.      Kyai Abdul Kahar Muzakir
h.      H. Agus Salim
i.        Abikoesno
Keputusan – keputusan lain adalah untuk membentuk panitia kecil yaitu :
a.       Panitia perancang UUD yang diketuaioleh Ir. Soekarno.
b.      Panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta.
c.       Panitia pembelaan tanah air yang diketuai oleh Abikoesno Tjokrosoejoso.
3.      Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI
Kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi bangsa Indonesia. Menurut pengumumannya Nanpoo Gun (pemerintah tentara jepang untuk seluruh daerah selatan), tanggal 7 Agustus 1945.
Berdasarkan fakta sejarah tersebut ternyata bahwa panitia persiapan kemerdekaan Indonesia yang semula merupakan badan bentuknya pemerintahan tentara Jepang, kemudian sejak Jepang jatuh dan kemudian sifatnya dari badan Jepang menjadi badan nasional sebagai badan nasional sebagai badan pendahuluan bagi Komite Nasional.
a.       Proklamasi
Setelah jepang menyerah kepada sekutu, maka kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun terdapat perbedaan dalam pelaksanaan serta waktu proklamasi. Perbedaan ini terjadi antara golongan pemuda antara lain, sukarni, adam malik , kusnaini, syahrir, soedarsono, soepono dkk.
b.      Sidang BPUPKI
Sehari setelah proklamasi keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Sebelum sidang resmi dimulai, kira-kira 20 menit dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah panitia pembukaan UUD 1945 yang pada saat itu dikenal dengan nama piagam Jakarta, terutama yang menyangkut perubahan sila pertama pancasila. Dan akhirnya disempurnakan sebagaimana naskah pembukaan UUD 1945 sekarang ini.
1)      Sidang pertama (18 Agustus 1945)
2)      Sidang kedua (19 Agustus 1945)
3)      Sidang ketiga (20 Agustus 1945).

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...